Menu Bar

Alamat : PERUM METRO GRAHA UB 22 JOMBANG - JAWA TIMUR ( Melayani Home Care - Perawatan Luka Modern )

2/18/2010

ASKEP SESAK NAFAS

SESAK NAFAS
Definisi
Dispnoea/dispnea dari kata dys=Sulit dan pnoea/pnea=Pernafasan
Sesak nafas suatu istilah untuk ungkapkan rasa/sensasi yang di alami individu dengan keluhan tidak enak
/tidak nyaman bernapas bersifat subyektif.
Berbagai bentuk nafas :
1.Dyspnea d'effort
2.Paroxysmal (Nokturnal)dyspnea
3.Orthopnea
4.Platypnea
5.Trepopnea
Yang menyebabkan sesak nafas
1.Sistem kardiovaskuler (Gagal jantung)
2.Sistem pernafasan :-Sistem Saraf Pusat
-Rongga dan Otot Thorax
-Paru
3.Gangguan haemathologi (anemia)
4.Gangguan metabilik (hipertiroidsm)
5.Ketinggian (Hipoksemia)
6.Gangguan Psikogenik
7.Kehamilan
8.Kebugaran yang buruk
Mekanisme fisiologi sesak nafas
~ Sense of respiratory effort
-.Berkaitan dengan rasio beban pada otot2 pernafasan dan kapasitas
maksimum otot2 pernafasan
-.Sense of effort meningkat :
-.Otot-otot inspirasi bekerja lebih keras seperti pada beban yang
meningkat
-.Kapasitas berkurang seperti kelemahan oto,lelah,masalah dalam
mekanik paru ( peningkatan volume paru )
~ Kemoreseptor
-.Ransangan kemoreseptor perifer atau sentral :
Meningkatnya ventilasi,sekaligus menimbulkan sensasi sesak nafas
-.Hipoksia : Rangsangan respirasi melalui kemoreseptroperifer,dan
dpt menimbulkan sensasi sesak nafas pada penderita dengan
penyakit paru
-.Hiperkapnea
~ Mekano Reseptor
-.Merangsang mekanik pada berbagai reseptor yang tersebar
di aparatus pernapasan :
-.Reseptor saluran nafas atau (dan wajah)
-.Reseptor Paru : Transmisikan informasi ke SSP,Reseptor iritan
di epitel jalan nafas (rangsangan mekanik dan kimia),
Reseptor polmunary streach di jalan nafas :Inflasi Paru,serabut-C
di dinding alveolar dan pembuluh darah respons terhadap
kongestif intertisial. N.Vagus transmisikan informasi
aferen dari paru sehingga sesak nafas
~ Reseptor Mekanik
-.Reseptor dinding dada~~Otot2 dada mempengaruhi ventilasi dan
berdampak sensasi sesak nafas
Rangsangan mekanik :Vibrasi-->Aktivasi reseptor
-->Dapat berefek sensasi sesak nafas
Mekanisme Patofisiologi sesak nafas
~ Konsep Lenght-Tension Inapropriateness
Sesak nafas timbul dari gangguan hubungan antara kekuatan/
ketegangan otot2 pernafasan dan perubahan yg dihasilkan
( Panjang otot dan Volume Paru )
~ Afferent Mismatch
Ketidak sepadanan(disasosiasi) antara perintah yg kluar dari otak
(aktiviti motor pernapasan pusat)dan informasi afferen yg datang
dari reseptor(jalan nafas,paru,dinding dada)
~ Kebutuhan Ventilasi Meningkat
-. Orang normal atau penyakit paru
-. Respiratory motor out put meningkat-->senses of effort
-.Hipoksemia rangsang kemoreseptor-->meningkatkan aktiviti
motor pernapasan
-.Dikonditioning (Pasien kardiopulmuner) As.laktat lebih awal dan
cepat meningkat--> merangsang pernapasan meningkat
-->ventilasi-->sesak nafas
-.Usia( tua), malnutrisi,hipoksemia :~~melemahnya respirasi,
fungsi otot perifer, aktiviti <<, dekonditioning sesak nafas ~ Kelainan Otot Pernafasan -.Kelmahan / tidak efisien mekanik otot pernafasan-->mismacth antara
output motor pernapasan dan ventilasi-->sesak nafas
misal :Penyakit neuro muskuler,kelemahan otot
-.PPOK :Inflasi paru--ekspansi thorax -->meningkat KRF dan otot
inspirasi memendek-->lenght tension inappropriatenes menurun
kapasiti
~ Kelainan Lahanan Ventilasi
-.Penyempitan jalan nafas meningkat (asma,PPOK)-->tahanan
jalan nafas meningkat
-.Penyakit paruparenkhim(intertisial pneumonitis,vibrosis paru)
-->elastis paru-->tahanan jalan nafas
-.Tahanan ventilasi meningkat---output motor pernafasan
-->effort-->sesak nafas
~ Kelainan Pola Bernafas
-.misal pada penyakit parenkim paru-->nafas cepat:Reflek dari
rangsangan reseptor agus d paru
~ Kelainan Asam Basa
-.Hipoksemia-->rangsangan kemores-->aktifiti motor pernafasan
meningkat
-.Hiperkapnia-->output motor pernafasan meningkat-->ventilasi
-.Hiperkapnia kronik: Kompensasi metabolik-->mengurangi
perubahan ion hidrogen-->mengurangi respaon ventilasi
mengubah sensasi pernafasan
DIagnosa perawtan
1.Intoleransi aktifitas yang berhubungan insufisiensi oksigen untuk kehidupan sehari-hari
2.Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas

Askep Chest Pain / Nyeri Dada

Askep Chest Pain / Nyeri Dada
By.mk.widodo

A. PENGERTIAN
· Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)
· Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.
· Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa sakit .
B. ETIOLOGI

Nyeri Dada :
1. Cardial
o Koroner
o Non Koroner
2. Non Cardial
o Pleural
o Gastrointestinal
o Neural
o Psikogenik

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang biasa menyertai nyeri dada adalah :
· Nyeri ulu hati
· Sakit kepala
· Nyeri yang diproyeksikan ke lengan, leher, punggung
· Diaforesis / keringat dingin
· Sesak nafas
· Takikardi
· Kulit pucat
· Sulit tidur (insomnia)
· Mual, Muntah, Anoreksia
· Cemas, gelisah, fokus pada diri sendiri
· Kelemahan
· Wajah tegang, merintih, menangis
· Perubahan kesadaran

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG 12 lead selama episode nyeri
o Takhikardi / disritmia
o Rekam EKG lengkap : T inverted, ST elevasi / depresi, Q Patologis
2. Laboratorium
o Kadar enzim jantung : CK, CKMB, LDH
o Fungsi hati : SGOT, SGPT
o Fungsi Ginjal : Ureum, Creatinin
o Profil Lipid : LDL, HDL
3. Foto Thorax
4. Echocardiografi
5. Kateterisasi jantung

F.PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
o Airway
§ Bagaimana kepatenan jalan nafas
§ Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas ?
§ Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan ?
o Breathing
§ Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya ?
§ Apakah menggunakan otot bantu pernafasan ?
§ Apakah ada bunyi nafas tambahan ?
o Circulation
§ Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan)
§ Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri ?
§ Apakah ada penurunan kesadaran ?
§ Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, N, RR, HR ?
2. Pengkajian Sekunder
Hal-hal penting yang perlu dikaji lebih jauh pada nyeri dada (koroner) :
1. Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
2. Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik/rasa terbakar, dll.
3. Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
4. Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
5. Keadaan pada waktu serangan
Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu
6. Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi tubuh, pergerakan, tekanan, dll.
7. Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri, inflamasi jaringan
2. Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) b.d penurunan aliran darah
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip Tindakan :
1. Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
2. Melakukan EKG 12 lead kalau perlu 24 lead
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik, penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek samping obat.
5. Memasang infus dan memberi ketenangan pada klien
6. Mengambil sampel darah
7. Mengurangi rangsang lingkungan
8. Bersikap tenang dalam bekerja
9. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Abdurrahman, N, Anamnesa dan pemeriksaan Jasmani Sistem Kardiovaskuler dalam IPD Jilid I, Jakarta: FKUI, 1999.
2. Doenges, Marilynn E,Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC, 2000.
3. Himawan, Buku Kuliah Gangguan Sistem Kardiovaskuler,1994.
4. Hudak&Gallo, Keperawatan Kritis cetakan I, Jakarta : EGC, 1995.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PEMASANGAN CVP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PEMASANGAN CVP

I. PENGERTIAN
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di AKa atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal.

II. LOKASI PEMANTAUAN
· Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
· Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
· Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
· Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan
atau tepat di atas vena kava superior

III. INDIKASI DAN PENGGUNAAN
· Pengukuran tekanan vena sentral (CVP).
· Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
· Pengukuran oksigenasi vena sentral.
· Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau
cairan yang mengiritasi yang perlu pengenceran segera dalam
sistem sirkulasi.
· Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan obat inotropik.
· Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah.
· IV. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi
CVP antara lain :
· Nyeri dan inflamasi pada lokasi penusukan.
· Bekuan darah karena tertekuknya kateter.
· Perdarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas.
· Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
· Microshock.
· Disritmia jantung

V. PENGKAJIAN
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP
adalah tanda-tanda komplikasi yang ditimbulkan
oleh pemasangan alat.
· Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman.
· Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
· Frekuensi napas, suara napas
· Tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan.
· Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter
· Kesesuaian posisi jalur infus set
· Tanda-tanda vital, perfusi
· Tekanan CVP
· Intake dan out put
· ECG Monitor

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan aktivitas berhubungan dengan pemasangan katetervena central
Kriteria pengkajian focus :
· Kelemahan, kelelahan.
· Perubahan tanda vital, adanya disritmia.
· Dispnea.
· Pucat
· Berkeringat.

VII. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien akan mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital DBN selama aktivitas.

VIII. INTERVENSI
· Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas.
· Rasionalisasi : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas.
· Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas,
catat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat.
· Rasionalisasi : penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat
menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan
oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
· Kaji presipitator/penyebab kelemahan contoh nyeri.
· Rasionalisasi : Nyeri dan program penuh stres jugas memerlukan
energi dan menyebabkan kelemahan.
· Anjurkan latihan ROM aktif atau bila pasien tidak dapat memenuhinya
lakukan ROM pasif setiap 6 jam.
· Rasionalisasi : ROM dapat meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki
sirkulasi dan mengurangi rasa tidak nyaman.
· Jelaskan bahwa gangguan aktivitas adalah kondisi sementara yang
diharuskan hanya selama waktu pemantauan sementara.
· Rasionalisasi : Penjelasan dapat mengurangi anxietas karena
rasa takut terhadap pemasangan CVP.
· Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.
· Rasionalisasi : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien
tanpa mempengaruhi pemasangan CVP.

DAFTER PUSTAKA
· Anna Owen, 1997. Pemantauan Perawatan Kritis. EGC. Jakarta.
· Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa Keperawatan .EGC. Jakarta.
· Doenges M.E. at all, 1993. Rencana Asuhan Keperwatan. Edisi 3. EGC. Jakarta